Kamis, 14 Juni 2012

Mindset Gelas Setengah Kosong


Masih ingat dengan petuah sopir bis Jaya Utama?  Syukurlah, ternyata masih banyak yang ingat. Tapi bolehlah saya ulang lagi, karena di belakang sana ada yang pada ngantuk. Berbuat atau berkata benar itu baik, tapi kalau berebut merasa paling benar jadi tidak baik. Tetapi ada kalanya, kita tidak bisa menghindar dari upaya memperebutkan kebenaran. Nggak masalah, no problemo, its ok.

Lho gimana sih, katanya nggak baik, tapi kok malah oka-oke saja, oo.. dasar lambene rusak ,mencla mencle, nggedabrus! Sik ta la rek, jangan misuh-misuh dulu. Maksud saya gini, kalau berebut kebenaran itu kita letakkan dalam bingkai BELAJAR tentu menjadi lain konteksnya. Proses belajar, memberikan ruang yang cukup pada kesalahan. Kesalahan dalam proses belajar bukanlah suatu akhir. Kesalahan hanyalah titik transit, rest area sebelum berhenti di Batununggal atau Leuwipanjang.

Ketika ada orang yang baru pertama kali menempuh perjalanan Jakarta – Bandung, kemudian dengan lantang mengatakan “Wah ternyata Jakarta – Bandung jauh sekali, jalannya berkelok-kelok, macet, sering berhenti di terminal, capek deh”. Tentu kita akan maklum karena dia lewat jalur puncak. Tentu sikap lantangnya akan berubah ketika pada kesempatan berikutnya menggunakan jalur Tol Cipularang, yang ternyata cepat dan mulus jalannya.

Proses belajar pada hakekatnya adalah sebuah paket bundling dalam suatu produk yang bernama manusia. Kesadaran akan tugas belajar, akan menghadirkan mindset gelas setengah kosong. Yaitu sebuah mindset yang masih memberikan ruang pada gelas untuk bisa diisi air lagi.  Sebaliknya, hilangnya kesadaran akan tugas belajar akan melahirkan mindset gelas penuh, yang tak bisa lagi diisi air. Menjadi sia-sialah menuang air pada gelas yang penuh.  

Nah itu yang duduk di pojok belakang, kok masih ngantuk aja, saya kasih pertanyaan, “Gajah hanya ada dimana? “ . “Di paling belakang Pak”. Bagus berarti sudah hilang ngantuknya...


Minggu, 20 Mei 2012

Senyum Simpul Dulu Ahh..


Sering kali kita dibuat judeg oleh berbagai informasi fenomena soial yang masuk dalam pikiran kita. Tiap hari media masa menyajikan topik kontroversial yang menarik untuk diperdebatkan. Untuk urusan ini tv merah dan tv biru biangnya. Pokoknya kalau belum sampai elek belum diganti topik kontroversial tersebut.

Kemudian di media sosial, walaupun kita bisa kontrol, terlalu seringnya mata kesenggol kata-kata sepet lama-lama juga bikin judeg juga. Bahkan ada juga yang prustasi dengan tak mau membuka lagi laman tersebut berbulan-bulan.

Hidup menjadi tambah runyam bila kita masukkan ke dalam pikiran kejadian-kejadian konyol di jalanan. Kita sudah mengambil jarak dengan mobil di depan agar aman, eee malah ada angkot ndusel. Lampu reting kiri sudah kita nyalakan, sepeda motor ngepot dari kiri macam tom & jerry aja yang nggak pernah cedera atau mati.

Biar nggak nambahi judeg, nggak perlu dilanjutkan daftar kekisruhannya. Alhamdulillah saya mendapatkan kata-kata penawar ketika berada dalam suasana seperti ini, yaitu: Ini dunia Bung! (medan mode on) bukan surga. Ya kurang lebih maknanya, memang enak sih berada di tempat yang nyaman, tetapi bukan itu esensi kehadiran kita di dunia. Kalau mau nyaman terus ya surga tempatnya.

Kalau kata-kata ini hadir, rasanya lebih enteng menatap kehidupan. Memang di luaran suasana tetap gaduh, dan kita nggak perlu nambahi kegaduhan. Dan ternyata sebuah senyum simpul sudah cukup untuk menjadi korek penyala energi kehidupan.

Dan ternyata pula, dari sebuah bak belakang truk, kita bisa mendapatkan camilan pencerah pikiran judeg, contoh tulisannya adalah : Ada uang abang disayang, tidak ada uang, abang kabeh raimu!

Rabu, 09 Mei 2012

Sederhana Saja


Kebiasaan saya sehabis absen online kalau nggak ada acara mendesak adalah menengok facebook, liputan sepakbola semalam atau judul-judul postingan email di outlook. Entah kenapa ya, saya kok nggak minat mbaca tulisan yang berat-berat, saya pilihi dulu yang ringan-ringan dan nggak terlalu panjang untuk saya baca terlebih dahulu. Untuk di facebook memang sudah saya niati untuk bersabar untuk tidak nggrundel terhadap status teman-teman yang kebanyakan berisi keluhan atau iseng.

Terus terang kegiatan tengok-tengok ini sudah menjadi kebutuhan, lha ngapain coba, habis absen kalau nggak tengok-tengok dulu, mosok langsung serius ngolah data potensi alpro, macam betuul aja kata orang Medan. Nah kegiatan tengok-tengok ini sebenarnya sangat bermanfaat bila ketemu dengan tulisan-tulisan yang yang bervitamin yang membikin hidup lebih hidup.

Bisa jadi dari rumah kita berangkat dengan bekal psikologis yang biasa-biasa saja, namun setelah tersenggol dengan tulisan sederhana yang bervitamin, wow kita jadi bersemangat laksana kepala kantor. Celakanya kalau ketemu tulisan yang banyak mengandung MSG atau kolesterol tinggi, semangat kita jadi tercemari yang efeknya sering mengumpat-umpat atau ngrundel tiada henti.

Tidak selamanya sederhana itu remeh temeh, seringkali hal-hal yang sederhana berdampak powerfull. Saya terinspirasi dengan postingan teman saya di facebook yang sederhana namun kaya vitamin.
Mumpung azan subuh belum berkumandang, sholat witir atau tilawah dulu...
Mumpung masih ada waktu, sholat qobliah dulu...
Mumpung masih anget, sruput dulu tehnya..
Mumpung nggak nganter anak sekolah, bike to work..
Mumpung nggak terlalu sibuk, dhuha dulu...
Mumpung sempat nulis, nulis dulu...
Mumpung lagi ingat, transfer shodaqoh dulu...
Mumpung bawa mobil, kita tampung yg perlu nunutan...
Silahkan diteruskan bermumpung rianya.

Saya juga terinspirasi dengan cerita Badroni Yuzirman pendiri TDA, ketika memeriksakan istrinya ke dokter spesialis atas keluhan penyakit yang dideritanya, ternyata biaya dokter yang ratusan ribu itu hanya dikasih obat seharga Rp.1500 yaitu salonpas. Ya itulah kita seringkali menganggap remah hal-hal yang sederhana, yang ternyata powerfull. Atau kebalikannya, kita seringkali menganggap sesuatu itu rumit, njlimet, padahal sederhana saja.

Selasa, 10 April 2012

Curahan Kasih Sayang Allah di Muka Bumi


Sudah sering sekali saya mendengar khutbah tentang Allah yang maha pengasih dan penyayang. Baik itu di khutbah Jumat, Kultum, Tarawih, Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dll. Semuanya menginformasikan bahwa Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang. Tapi kenapa ya, selama ini saya menganggap bahwa semua itu sebenarnya sudah default dalam penciptaan.

Nah sekarang ini saya baru ngeh betapa kehidupan kita ini kalau tidak diliputi oleh curahan kasih sayang Allah maka sudah hancur lebur berantakan. Kita awali dengan cerita atau kisah. Kita ini, atau paling tidak sayalah, lebih mudah menangkap esensi sebuah ilmu bila diberi contoh cerita. Misalnya kita sedang melakukan perjalanan yang sepi, jauh dari kampung penduduk, lalu lintas juga sepi, kemudian ada seekor ayam atau anak kecil melintas, tentu default action kita adalah menghindarkan mobil kita agar tidak menabraknya. Padahal kalau kita menabraknya tidak ada orang yang tahu, tidak ada yang menuntut, mobil kitapun tidak mengalami kerusakan berarti, tetapi kita memilih untuk menghindar.

Itu artinya dalam diri kita telah diliputi rasa kasih sayang yang dicurahkan oleh Allah sang pencipta. Sekarang saya kasih contoh lagi yang lebih aktual dalam kehidupan modern yaitu teknologi internet. Internet dan hacker adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Setiap komputer yang terhubung ke jaringan IP, memiliki peluang untuk diacak-acak oleh hacker. Seorang hacker selalu saja menemukan cara untuk bisa masuk dalam suatu komputer. Prinsipnya mencari lubang yang bisa dimasuki, tetapi kalau nggak ketemu lubang ya terpaksa dilubangi. Saat ini mayoritas pengguna komputer maupun web server memiliki banyak celah untuk dimasuki hacker.

Para admin web sudah merasa aman dengan data password yang dienkripsi dalam suatu database, padahal data tersebut bisa didekripsi. Kemudian sebuah file PDF bisa menjadi pintu kehancuran atas komputer apabila ditumpangi dengan shellcode yang berisi command format harddisk. Seorang Hacker bisa mengirim file PDF ke milis atas nama anggota milis yang terpercaya, dengan judul file yang terpercaya juga. Maka ketika file PDF yang ditumpangi shellcode merusak tadi dibuka, maka wassalamlah komputer dia.

Namun atas curahan kasih sayang Allah teknologi internet yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hingga kini masih tetap eksis, padahal peluang kehancuran selalu menyertainya setiap saat. Bagaimanapun juga, hacker adalah manusia, sebuah ciptaan yang telah terbundling dengan sifat kasih sayang dari Allah sang pencipta.

Saya jadi teringat dengan sebuah kalimat bahasa jawa yang dijadikan tagline dari majalah Joyoboyo, yaitu: Suro diro joyoningrat lebur dening pangastuti.

Rabu, 21 Maret 2012

Petuah Sopir Bus


Ada sebuah kata-kata bijak yang menurut saya bagus sekali. Kata-kata ini saya dapatkan bukan dari seorang ustad, atau motivator sekelas Mario Teguh, tapi dari seorang sopir bus Jaya Utama jurusan Surabaya – Semarang. Mungkin sopir ini terinspirasi oleh Lion Air yang memberikan servis kata-kata bijak kepada penumpang yang disampaikan Kang Jemi Convido lewat majalah Lionmag.

Kata-kata itu adalah : Berbuat baik itu baik, tapi kalau rebutan paling baik, jadi tidak baik. Berbuat benar itu juga baik, tapi kalau rebutan paling benar, jadi tidak baik. Mungkin sampai sini saja sepertinya sudah ada dari rekan-rekan yang berkata “wah ini saja sudah cukup, saya sudah tercerahkan, nggak usah ditambah-tambahi lagi, paling-paling nggedabrus saja tambahannya”.

He he he, kalau memang demikian, nuwun sewu kalau saya masih ngeyel melanjutkan tulisannya. Saat ini kita semua sedang punya gawe, memilih salah satu diantara kita untuk dijadikan pemimpin. Konon referensi dari gawe kita kali ini adalah kalimat “Apabila dalam sebuah perjalanan kalian ada bertiga maka tunjuklah salah seorang untuk menjadi pemimpin.”

Kita bersyukur, diantara kita sudah ada 3 rekan yang bersedia diangkat jadi pemimpin. Kita juga bersyukur bahwasanya telah disediakan informasi perihal ketiga rekan kita tersebut. Nah kalau saja informasi yang tersedia tadi berpeluang melanggar petuah Pak Sopir Jaya Utama, tentu ada baiknya kita berinstropeksi .

Diluar sana sudah tersedia banyak contoh, para bakul kecap selalu mengatakan kecapnya nomer 1. Bakul jamu selalu mengatkan jamunya paling tokcer. Bahkan ada juga produk yang tidak puas dengan menggunakan nomer satu, ditambahi lagi dengan kata top.  Kata best pun nggak dipercaya kalau artinya terbaik, ditambahi lagi biar mantab best of the best. Yo wis lah sak kareb.

Untuk mengetahui apakah diantara calon pemimpin kita ada yang melanggar petuah Pak Sopir, saya mengajukan satu indikasi. Apabila calon pemimpin yang tidak terpilih nanti masih bersemangat saiyeg saeko proyo, membangun bersama-sama untuk kemajuan FAST, maka dia tidak melanggar petuah Pak Sopir. Namun kalau dia mutung, lantas tinggal glanggang colong playu, keluar dari arena perjuangan, maka dia bisa disebut melanggar petuah Pak Sopir.

Dalam sejarah kita bisa teladani Khalid Bin Walid yang tetap setia dalam perjuangan walaupun dia dicopot sebagai panglima. Nah kalau yang contoh tinggal glanggang colong playu nggak usah disebutkan, buanyak sekali di Indonesia, ombyokan. Semoga tiga rekan kita adalah para pengikut Khalid Bin Walid.
Santen duduhe klopo kupat janure tuwo, cekap semanten atur kulo sedoyo lepat nyuwun ngapuro.

Ditulis dalam rangka meramaikan diskusi Pilpres FAST.

Rabu, 08 Februari 2012

Berkebun Yuk!





Setiap saat tanpa kita sadari, kita selalu menghirup segarnya oksigen untuk bernafas secara gratis. Setiap saat pula kita menikmati segarnya air minum untuk keberlangsungan hidup. Tentu kita semua faham, bahwasanya tidak semua udara yang kita hirup untuk bernafas adalah sehat dan menyegarkan. Kita semua pernah merasakan betapa tak sehatnya udara di jalan raya yang dicemari asap knalpot.

Kita semua faham bahwasanya udara yang tercemar tadi tidak menjadi sehat begitu saja. Di sana ada peran serta pepohonan yang menjalankan simbiosis mutualisme melalui proses fotosintesis. Pepohonan membutuhkan carbon dan melepas oksigen yang dibutuhkan oleh manusia.

Kita semua faham bahwasanya keberadaan manusia membutuhkan ruang dan berbagai kebutuhan yang mengurangi populasi pepohonan. Rumah sebagai tempat tinggal, jalan dan berbagai ruang lain sebagai tempat manusia beraktifitas. Semakin banyak populasi manusia tentu semakin mengurangi popluasi pepohonan.

Kita semua faham bahwasanya pepohonan tidak memiliki kemampuan untuk meningkatkan populasi sehebat manusia dalam meningkatkan populasi. Dibutuhkan peran serta manusia untuk membuat keseimbangan antara supply dan demand. Walaupun pepohonan memiliki dua cara untuk berkembang biak, yaitu generatif dan vegetatif, tetap saja masih membutuhkan manusia agar lebih masif dalam perkembangbiakan.

Kita semua faham bahwasanya air yang kita minum kebanyakan adalah air tanah, karena air permukaan terlalu kotor sehingga memerlukan berbagai proses pemfilteran. Tanah telah sukses melakukan proses pemfilteran dengan sempurna sehingga air siap kita minum.

Kita semua faham bahwasanya air tanah berasal dari air permukaan yang masuk kedalam tanah untuk difilter. Peningkatan populasi manusia, tentu akan meningkatkan volume pengambilan air tanah dan mengurangi pasokan air tanah. Ruang-ruang yang digunakan manusia dalam beraktifitas menutup pintu masuk air permukaan ke dalam tanah.

Kita semua faham bahwasanya dibutuhkan peran serta manusia untuk menjaga keseimbangan antara manusia sebagai demand dan alam sebagai supplier. Dari dua jenis permasalahan manusia di atas, udara segar dan air bersih, dapat disolusikan dengan satu tindakan yaitu menanam pohon.

Dengan menanam pohon kita dapat berpartisipasi menambah mesin pemroduksi oksigen dan membuka pintu masuk air permukaan meresap ke dalam tanah. Berbagai jenis pohon dapat kita tanam sesuai selera dan kondisi lingkungan. Dalam hal ini alhamdulillah penulis memilih Jati untuk ditanam.

Berbagai manfaat dapat diperoleh dari pohon jati, baik secara ekonomis, sosial dan konservasi alam. Saya yakin kita semua faham akan hal ini. Jenis jati yang saya tanam bermerk dagang Jumbo Neo Solomon, yang dikeluarkan oleh CV Alam Hijau Makmur Bogor.  CV AHM dikendalikan oleh Bapak Hari Winarsa pegawai Indocement asal Klaten. Menurut teori, jati ini sudah bisa dipanen dalam usia 10 tahun, karena memang belum pernah merasakan, ya semoga saja teori tersebut benar. Bagi yang pingin tahu lebih banyak tentang jati Jumbo Neo Solomon, tentu lebih baik kontak ke nara sumbernya, yaitu pak Hari Winarsa di nomor 081381366188.

Yang saya tahu sedikit tentang Jumbo Neo Solomon adalah jati ini dikembangkan dengan cara kultur jaringan. Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.

Kita tahu kalau Pohon mangga punya 100 buah, lalu bijinya kita tanam, 100 tanaman baru tadi belum tentu memiliki rasa yang sama. Tapi kalau kita cangkok menjadi 10 batang, maka 10 pohon baru memiliki rasa yang sama. Nah kultur jaringan ini adalah jenis perkembangbiakan vegetatif yang menghasilkan pohon baru yang sama dengan induknya dengan jumlah bukan lagi 10, tetapi 10 juta pohon. Ya itulah Bio Technology.




Minggu, 05 Februari 2012

SAYANG PADAKU - Novia Kolopaking



Sayang Padaku
voc. Novia Kolopaking
Duka derita duka laraku didunia
Tidaklah aku sesali juga tak akan aku tangisi
Sesakit apapun yang kurasakan dalam hidupku
Semoga tak membuatku kehilangan jernih jiwaku
Andaikan dunia mengusir aku dari buminya
Tak akan aku merintih juga tak akan aku mengemis
Ketidak adilan yang ditimpakan oleh manusia
Bukanlah alasan bagiku untuk membalasnya
Asalkan kerna itu
Tuhan menjadi sayang padaku
Segala kehendak-Nya
Menjadi syurga bagi cintaku
Bukanlah apa kata manusia yang ku ikuti
Tetapi pandangan Allah tuhanku yang kutakuti
Ada tiadaku semata-mata milik-Nya jua

Pay It Forward

Istilah ini menjadi populer ketika dijadikan judul dari sebuah novel dan film. Kisahnya bercerita seorang anak berusia 8 tahun yang bernama Trevor yang memiliki impian dunia dipenuhi dengan orang yang saling mengasihi. Dia memulai dengan memberikan kebaikan kepada tiga orang di sekitarnya, diharapkan tiga orang ini juga akan memberikan kebaikan kepada orang-orang disekitarnya.

Dari uraian singkat ini, sepertinya diantara kita sudah ada yang menangkap suatu skema yang tak asing, yaitu skema Multi Level Marketing. Kalau Ustad Yusuf Mansyur membuat skema serupa dengan nama Multi Level Amal. Namun dalam kesempatan ini saya tidak pingin berbicara banyak tentang MLM, namun saya menangkap sebuah semangat yang menggerakkan kegiatan pay it forward yaitu rela berkorban, rela memberi terlebih dahulu sebelum menerima. Sekali lagi saya tekankan memberi sebelum menerima.

Saya sangat meyakini hukum ‘kekekalan energi’ ini, siapa yang memberi pasti menerima. Memang istilah ini meminjam terminologi fisika, namun definisinya tentu tidak sama persis. Kalau di dunia fisika, hukum kekekalan energi time respond-nya saat itu juga, sementara di kehidupan sosial ada delay dalam time respond. Nah delay inilah yang membuat sebagian manusia kurang mempercayainya dan kurang berminat dengan pay it forward. Untuk mampu melakukan pay it forward dibutuhkan energi penggerak yaitu iman.

Dalam kehidupan sosial, hukum kekekalan energi bisa juga dibaca terbalik. Bisa jadi proses menerima datang terlebih dahulu sebelum memberi, tetapi setelah itu harus dilanjutkan dengan proses memberi. Apabila proses memberi tidak dilakukan, maka akan ada mekanisme pengambilan. Sebuah proses berpindahnya kepemilikan yang terjadi tanpa dikehendaki, dan biasanya menimbulkan rasa sakit.

Filosofi memberi didepan sebenarnya sudah diajarkan oleh berbagai macam agama, ditulis dalam berbagai kitab suci hingga pedoman dasar ber-pramuka, dikhutbahkan setiap waktu oleh para khatib hingga pembina upacara. Namun entah mengapa ajakan itu bagaikan gelombang radio yang mengalami interferensi. Dibutuhkan booster sebagai penguat agar dapat diterima receiver dengan baik.

Salah satu yang membedakan hukum energi versi fisika dengan versi sosial adalah volume yang diterima tidak sama dengan volume ketika memberi. Kelipatannya bervariasi hingga 700 kali lipat bahkan lebih. Dalam kontek ini kita juga bisa menggunakan pendekatan ekonomis. Memberi di awal dikategorikan sebagai investasi, sementara memberi di akhir dikategorikan sebagai biaya.

Seorang investor adalah adalah orang yang menanamkan modal diawal dan menikmati hasil investasinya kelak dikemudian hari. Walaupun nantinya dia tidak bekerja lagi, namun dia masih bisa menikmati hasil investasinya. Hasil yang dia dapat berlipat-lipat lebih besar dari jumlah yang ia berikan di awal. Sementara kalau kita menerima terlebih dahulu, maka setelah itu kita akan dikenakan biaya yang besarnya setaraf dengan apa yang telah kita terima.

Investasi dan biaya di atas adalah sekedar ilustrasi, kita bisa kembangkan dalam sisi kehidupan yang lain. Misalnya kesehatan. Ada ungkapan mencegah lebih baik dari pada mengobati. Silahkan dilanjutkan sendiri dengan sisi-sisi kehidupan yang lain.




Senin, 30 Januari 2012

Inspirasi

Ada beberapa hal yang menyebabkan sesuatu bergerak, kita bisa menyebutnya triger atau stimulus. Kalau benda mati bisa karena gaya gravitasi, kapiler, tekanan udara dsb. Sementara pada manusia ada yang namanya partisipasi versus mobilisasi. Ada juga inspirasi versus tekanan. Atau gampangannya seseorang bergerak karena disuruh atau kemauannya sendiri.

Dalam hal ini saya tidak pingin mendikotomikan partisipasi dengan mobilisasi atau inspirasi dengan tekanan. Kedua jenis triger ini sama-sama dibutuhkan dan positif pada jenis kondisi tertentu, namun tidak positif lagi kalau dilakukan secara terus menerus dan monoton. Suasana represif yang melahirkan triger mobilisasi, akan menghasilkan output yang besar dalam waktu yang pendek.

Di kalangan teknokrat era 90’an sangat terkenal idiom mobilisasi teknologi. Misalnya Habibie ingin mengejar ketinggalan Indonesia dengan Malaysia yang secara GNP malaysia 5 kali lebih besar dari Indonesia, atau Singapura 25 kali lebih besar dari Indonesia, maka Indonesia harus 5 kali, 25 kali lebih produktif dalam bekerja agar sama dengan Malaysia atau Singapura. Dan itu hanya bisa melalui teknologi. Maka dibuatlah target 2 juta manusia Indonesia harus menguasai teknologi canggih, dan untuk medapatkan 2 juta manusia harus dimulai dengan minimal 10 juta manusia, karena di dalamnya ada faktor seleksi alam.

Inspirasi merupakan sumber penggerak yang sangat besar, namun munculnya tidak bisa dipastikan. Oleh karena itu dibutuhkan kesabaran dan kecermatan. Para leluhur kita tahu pasti akan besarnya energi ispirasi, makanya diciptakan budaya yang didalamnya terkandung kisah-kisah yang walaupun tidak masuk akal, namun sarat dengan muatan inspirasi. Contohnya Wayang. Anak-anak tempo doeloe setelah menyaksikan pementasan wayang begitu terinspirasi dengan kepahlawanan Setyaki, kegagahan Werkudoro, atau keberanian Bolodewo.

Anak-anak sekarangpun tidak kehilangan sumber inspirasi. Warisan leluhur yang melewati rute jembatan putus, ternyata sudah ada penggantinya, tidak hanya satu warna, justru puluhan warna. Baik itu dari dunia dongeng Superman, Spiderman maupun dari dunia nyata, Ronaldo, Messi atau Valentino Rosi.

Inspirasi adalah kebutuhan nyata manusia. Kenyataan ini sudah ditangkap banyak orang dan dijadikan mata pencaharian. Motivator hadir diberbagai kota dengan berbagai segmen. Satu kondisi yang patut disyukuri, dinamika perubahan positip yang mewarnai negeri yang masih belum beranjak dari kelas berkembang.

Setiap kita bisa menjadi sumber inspirasi bagi orang lain dengan atau tanpa kita sadari. Dan berita gembiranya, itu adalah aset kita di akhirat kelak. So, jangan berhenti menghadirkan jejak langkah yang dapat menginspirasi orang lain.
Kata Ippo, Life is beautifull, love is wonderful, giving is powerfull, tak tambahi inspiration is more powerfull.

Ketika Kata-Kata Kehilangan Makna

Tulisan ini terinspirasi oleh tayangan TV One yang mewawancarai Ruvita Sari, seorang model iklan yang kabur dari rumah akibat perselisihan dengan ibu kandungnya, dan lebih memilih ibu angkatnya, Bunda Maya. Dalam tayangan itu, baik psikolog maupun ibu kandungnya tak mampu merayu Ruvita untuk kembali ke rumah berkumpul kembali bersama ibu kandungnya.

Tentu disini saya tak bermaksud sok tahu dengan memberikan formula jitu sebagai solusi atas permasalahan yang sedemikian pelik. Yang saya tahu, setiap finomena sosial yang hadir di tengah-tengah kita, bukanlah hadir begitu saja. Di balik itu semua ada Allah yang ingin memberikan hikmah, bagi yang menghendaki.

Satu peristiwa mengandung banyak hikmah, sehingga nggak perlu kita memperebutkan atau saling klaim bahwa hikmah tertentulah yang paling sesuai. Bagi saya, ada beberapa hal yang bisa dijadikan hikmah. Saya yakin, Ruvita mengalami ketidaknyamanan bersama ibu kandungnya tidak dalam kurun waktu yang singkat, namun terakumulasi.

Sang anak mengalami trauma, dan pada saat yang sama menemukan tempat yang nyaman yaitu Bunda Maya. Salahkah Vita? Salahkan Ibu kandung Vita? Salahkah Bunda Maya? Kalau kita mau mencari kesalahan, siapa sih yang nggak punya kesalahan? Di dunia ini yang paling gampang adalah mencari kesalahan.

Setahu saya, agama hadir bukan hanya sebagai sumber dari segala sumber hukum, ada peran sebagai lap penyeka air mata. Dalam suasana dimana air mata berderai, kata-kata akan kehilangan makna. Pelukan hangat, teman duduk yang mengayomi dan bisikan-bisikan yang menyemburkan energi yang menyehatkan mental, tentu sangat bermanfaat bagi Vita.

Saya yakin, Allah menciptakan manusia dibekali dengan ‘anti bodi’ yang sanggup menyelesaikan apapun jenis permasalahannya. Namun, ibarat tanaman, anti bodi hanyalah sebuah bibit yang apabila tak ditanam, dirawat tak akan tumbuh menjadi tanaman.

Ketika melihat tayangan itu, saya sangat berharap sudahlah segera akhiri acara itu. Segala cerita tentang Vita justru menambah sakit, rayuan psikologpun bagai magnet menarik plastik, tiada daya. Saya berharap Bunda Maya memiliki energi yang cukup untuk menghadapi Vita dan ibunya. Teringat idiom Jawa yang jadi taglinenya Majalah Joyoboyo : Surodiro joyoningrat lebur dening pangastuti. Semoga setelah itu kata-kata akan mengandung makna.

Menginap di Sibolangit

Travelling bersama rombongan sangatlah mengasyikkan. Hadirnya kehangatan, keakraban dan kemeriahan yang tak didapat ketika berpergian hanya satu keluarga. Ketika kita traveling satu keluarga, tentu yang kita prioritaskan adalah kenyamanan dan privacy, dengan konsekwensi menomorduakan harga.

Bagi yang ingin menikmati kesejukan Sibolangit bersama rombongan pengajian, teman kantor dan lain-lain, bisa mencoba bungalow di komplek Al Kamal. Sebuah yayasan rehabilitasi korban kecanduan narkoba. Bagi para pengunjung kota Berastagi tentu tak asing dengan Al Kamal, karena disitu terdapat masjid yang ramai dikunjungi ketika akan memasuki atau meninggalkan kota Berastagi. Masjidnya bersih, tersedia tempat wudlu dan toilet yang cukup, serta tempat parkir yang cukup luas.

Menelusuri tepian kolam komplek masjid, akan ketemu dengan bagunan panjang yang terdiri dari beberapa kamar. Itulah bungalow yang kami gunakan untuk menginap. Terdapat beberapa bangunan bungalow yang bisa dijadikan tempat menginap, ada yang kamarnya berisi 2 bed, 3 bed dan 4 bed. Waktu itu kami terdiri dari 6 keluarga, mengambil bungalow panjang yang terdiri dari 7 kamar. Tiap kamar terdapat 4 bed dengan tarif Rp285.000 per hari.

Untuk kebutuhan main anak-anak, jangan khawatir. Disitu ada beberapa arena bermain anak-anak, atau kalau mau sekedar main bola bisa memanfaatkan area parkir dengan terlebih dahulu memindahkan mobil-mobil ke seberang.

Yang paling asyik di Sibolangit tentu di pagi hari. Selepas sholat subuh, para rombongan bisa jalan-jalan bersama ke komplek Hill Park. Tentu beda rasanya berada di Hill Park di pagi hari dengan siang hari yang sudah penuh dengan pengunjung. Mengambil gambar rumah-rumah indah yang masih pada menyala lampunya, wow.. sangat indah hasilnya. Apalagi kalau cuaca cerah dengan langit dengan semburat warna jingganya.

Masalah makanan nggak ada masalah disini. Kita bisa memilih menu sesuai selera di foodcourt Hill Park yang buka hingga malam. Sementara untuk sarapan, sudah menjadi standart penginapan nasi goreng sebagai menu andalan telah disiapkan pihak Al Kamal. Selepas olahraga, sarapan dan berkemas-kemas kita bisa melanjutkan perjalanan ke tempat wisata yang akan kita tuju di Berastagi dengan kondisi yang masih fresh dan di awal waktu.