Baru saja saya kesenggol dengan stiker anak mbarep
saya yang diperoleh saat mendaftar di SMP As-Syifa Boarding School. Tulisannya
adalah : Menulis adalah warisan para ulama dan cerdik pandai. Kemudian satu
lagi: Ikat ilmu dengan tulisan. Wow.. senggolan ini sungguh sangat bertenaga
hingga akhirnya saya menggerakkan jari-jari ini diatas keyboard.
Lha terus mau nulis apa? Ah gitu aja kok repot, ya
nulis apa sajalah kayak kita ngomong itu. Memang seperti halnya bicara,
menulis juga ada yang serius macam di jurnal-jurnal ilmiah atau kajian fiqih
yang penuh dengan catatan kaki, tapi ada juga yang ringan macam Kang Prie GS.
Tapi percayalah, tidak semua orang tertarik dengan sesuatu yang ndakik-ndakik.
Seperti halnya bicara, orang seringkali banyak yang mengantuk ketika
mendengarkan uraian yang serius dan njlimet, tapi di sisi lain seringkali kita
melihat orang-orang rela berdiri lama untuk mendengarkan bakul jamu nggedabrus.
Oke, tapi dalam kesempatan ini saya tidak bermaksud
untuk nggedabrus layaknya bakul jamu. Saya terinspirasi dengan Hary Van Jogja
seorang tukang becak di Jogja yang rajinmenulis ngudo roso hingga berhasil
menerbitkan sebuah buku The Becak Way. Saya yakin dia mempunyai kemauan yang
kuat, dan mengaktualisasikan dengan tulisan pertama, selanjutnya tinggal
meneruskan yang kedua, ketiga dan seterusnya.
Lha kalau profesi tukang becak saja yang dalam strata
sosial orang-orang menempatkan pada klasemen zona degradasi saja bisa,
masak orang-orang klasemen menengah atas yang kemantil Blackberry, Android,
iphone nggak bisa? Lho lha kok malah nggurui to? Sorry sorry.. saya hanya
sekedar oto kritik. Di sini banyak pakar yang kompeten untuk bicara tentang
tulis menulis, macam Lae Lintong, Kang Jemi dkk.
Dalam kesempatan ini saya hanya mau menunjukkan salah
satu motivasi untuk menulis, yaitu balas budi. Saya pernah mumet mencari solusi
teknis yang ternyata jawabannya sangat sederhana, dan jawaban sederhana itu
setara dengan teknis lain yang membutuhkan effort yang sangat besar. Contoh
ketika saya berganti ke Windows 7, saya tidak bisa menggunakan photoshop
portable existing saya. Saya mencoba mencari photoshop portable lainnya yang
compatible dengan windows 7. Ternyata setelah saya tanya ke mbah google,
lha kok gletek pethel Cuma disuruh klik kanan terus run as administrator,
ces pleng…
Kemudian ada satu lagi motivasi untuk menulis, yang
membedakan peradaban modern dengan pra sejarah adalah tulisan. Nah kalau nggak
mau disebut manusia purba, maka menulislah. Wah kalau yang ini bukan lagi
senggolan, saya serasa dikeplak! Waduh biyung.. pecas ndahku!