Sering kali kita dibuat judeg oleh berbagai informasi fenomena soial yang
masuk dalam pikiran kita. Tiap hari media masa menyajikan topik kontroversial
yang menarik untuk diperdebatkan. Untuk urusan ini tv merah dan tv biru
biangnya. Pokoknya kalau belum sampai elek belum diganti topik kontroversial
tersebut.
Kemudian di media sosial, walaupun kita bisa kontrol, terlalu seringnya
mata kesenggol kata-kata sepet lama-lama juga bikin judeg juga. Bahkan ada juga
yang prustasi dengan tak mau membuka lagi laman tersebut berbulan-bulan.
Hidup menjadi tambah runyam bila kita masukkan ke dalam pikiran
kejadian-kejadian konyol di jalanan. Kita sudah mengambil jarak dengan mobil di
depan agar aman, eee malah ada angkot ndusel. Lampu reting kiri sudah kita
nyalakan, sepeda motor ngepot dari kiri macam tom & jerry aja yang nggak
pernah cedera atau mati.
Biar nggak nambahi judeg, nggak perlu dilanjutkan daftar kekisruhannya. Alhamdulillah
saya mendapatkan kata-kata penawar ketika berada dalam suasana seperti ini,
yaitu: Ini dunia Bung! (medan mode on) bukan surga. Ya kurang lebih maknanya,
memang enak sih berada di tempat yang nyaman, tetapi bukan itu esensi kehadiran
kita di dunia. Kalau mau nyaman terus ya surga tempatnya.
Kalau kata-kata ini hadir, rasanya lebih enteng menatap kehidupan. Memang
di luaran suasana tetap gaduh, dan kita nggak perlu nambahi kegaduhan. Dan
ternyata sebuah senyum simpul sudah cukup untuk menjadi korek penyala energi
kehidupan.
Dan ternyata pula, dari sebuah bak belakang truk, kita bisa mendapatkan
camilan pencerah pikiran judeg, contoh tulisannya adalah : Ada uang abang
disayang, tidak ada uang, abang kabeh raimu!