Tampilkan postingan dengan label Go Green. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Go Green. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Februari 2012

Berkebun Yuk!





Setiap saat tanpa kita sadari, kita selalu menghirup segarnya oksigen untuk bernafas secara gratis. Setiap saat pula kita menikmati segarnya air minum untuk keberlangsungan hidup. Tentu kita semua faham, bahwasanya tidak semua udara yang kita hirup untuk bernafas adalah sehat dan menyegarkan. Kita semua pernah merasakan betapa tak sehatnya udara di jalan raya yang dicemari asap knalpot.

Kita semua faham bahwasanya udara yang tercemar tadi tidak menjadi sehat begitu saja. Di sana ada peran serta pepohonan yang menjalankan simbiosis mutualisme melalui proses fotosintesis. Pepohonan membutuhkan carbon dan melepas oksigen yang dibutuhkan oleh manusia.

Kita semua faham bahwasanya keberadaan manusia membutuhkan ruang dan berbagai kebutuhan yang mengurangi populasi pepohonan. Rumah sebagai tempat tinggal, jalan dan berbagai ruang lain sebagai tempat manusia beraktifitas. Semakin banyak populasi manusia tentu semakin mengurangi popluasi pepohonan.

Kita semua faham bahwasanya pepohonan tidak memiliki kemampuan untuk meningkatkan populasi sehebat manusia dalam meningkatkan populasi. Dibutuhkan peran serta manusia untuk membuat keseimbangan antara supply dan demand. Walaupun pepohonan memiliki dua cara untuk berkembang biak, yaitu generatif dan vegetatif, tetap saja masih membutuhkan manusia agar lebih masif dalam perkembangbiakan.

Kita semua faham bahwasanya air yang kita minum kebanyakan adalah air tanah, karena air permukaan terlalu kotor sehingga memerlukan berbagai proses pemfilteran. Tanah telah sukses melakukan proses pemfilteran dengan sempurna sehingga air siap kita minum.

Kita semua faham bahwasanya air tanah berasal dari air permukaan yang masuk kedalam tanah untuk difilter. Peningkatan populasi manusia, tentu akan meningkatkan volume pengambilan air tanah dan mengurangi pasokan air tanah. Ruang-ruang yang digunakan manusia dalam beraktifitas menutup pintu masuk air permukaan ke dalam tanah.

Kita semua faham bahwasanya dibutuhkan peran serta manusia untuk menjaga keseimbangan antara manusia sebagai demand dan alam sebagai supplier. Dari dua jenis permasalahan manusia di atas, udara segar dan air bersih, dapat disolusikan dengan satu tindakan yaitu menanam pohon.

Dengan menanam pohon kita dapat berpartisipasi menambah mesin pemroduksi oksigen dan membuka pintu masuk air permukaan meresap ke dalam tanah. Berbagai jenis pohon dapat kita tanam sesuai selera dan kondisi lingkungan. Dalam hal ini alhamdulillah penulis memilih Jati untuk ditanam.

Berbagai manfaat dapat diperoleh dari pohon jati, baik secara ekonomis, sosial dan konservasi alam. Saya yakin kita semua faham akan hal ini. Jenis jati yang saya tanam bermerk dagang Jumbo Neo Solomon, yang dikeluarkan oleh CV Alam Hijau Makmur Bogor.  CV AHM dikendalikan oleh Bapak Hari Winarsa pegawai Indocement asal Klaten. Menurut teori, jati ini sudah bisa dipanen dalam usia 10 tahun, karena memang belum pernah merasakan, ya semoga saja teori tersebut benar. Bagi yang pingin tahu lebih banyak tentang jati Jumbo Neo Solomon, tentu lebih baik kontak ke nara sumbernya, yaitu pak Hari Winarsa di nomor 081381366188.

Yang saya tahu sedikit tentang Jumbo Neo Solomon adalah jati ini dikembangkan dengan cara kultur jaringan. Kultur jaringan/Kultur In Vitro/Tissue Culture adalah suatu teknik untuk mengisolasi, sel, protoplasma, jaringan, dan organ dan menumbuhkan bagian tersebut pada nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman pada kondisi aseptik,sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman sempurna kembali.

Kita tahu kalau Pohon mangga punya 100 buah, lalu bijinya kita tanam, 100 tanaman baru tadi belum tentu memiliki rasa yang sama. Tapi kalau kita cangkok menjadi 10 batang, maka 10 pohon baru memiliki rasa yang sama. Nah kultur jaringan ini adalah jenis perkembangbiakan vegetatif yang menghasilkan pohon baru yang sama dengan induknya dengan jumlah bukan lagi 10, tetapi 10 juta pohon. Ya itulah Bio Technology.




Sabtu, 17 April 2010

40 Alasan Bersepeda

  1. Bersepeda meningkatkan mobilitas orang-orang yang tidak dapat menggunakan kendaraan bermotor.
  2. Bersepeda meningkatkan kepercayaan diri bagi orang yang tidak memiliki keahlian menyetir mobil atau sepeda motor.
  3. Bersepeda dapat menghilangkan kejenuhan akibat kemacetan akibat kendaraan bermotor.
  4. Bersepeda adalah kendaraan terbaik bagi orang yang tidak suka mengendarai kendaraan bermotor (mobil atau sepedamotor).
  5. Banyak jalur alternatif ke tempat tujuan dengan bersepeda.
  6. Sepeda adalah kendaraan paling efisien di dunia.
  7. Dengan bersepeda orang sekaligus berlatih tentang kesabaran dan kecerdasan.
  8. Dengan bersepeda membuat orang lebih bisa menabung.
  9. Bersepeda mengurangi stres
  10. Sepeda adalah salah satu alat terapi paling mujarab bagi semangat hidup
  11. Sepeda adalah salah satu alat terapi kebugaran tubuh
  12. Dengan bersepeda membuat kita lebih akrab di jalan raya
  13. Bersepeda dapat meningkatkan kualitas hidup
  14. Bersepeda dapat menghemat biaya keanggotaan pusat kebugaran dan olahraga.
  15. Bersepeda dengan teratur tidak memiliki efek samping bagi tubuh.
  16. Bersepeda memiliki efek positif bagi lingkungan hidup
  17. Bersepeda mampu mengakrabkan tetangga dan teman seperjalanan
  18. Bersepeda dapat mempertemukan orang-orang sehat yang memiliki tujuan hidup yang sama.
  19. Sepeda bebas dari surat tilang
  20. Jika terjadi kemacetan pada jalur sepeda, maka masih bisa dinikmati dengan saling mengobrol antar sesama pesepeda, dan bahkan membuat janji makan siang bersama.
  21. Waktu tempu lebih mudah diprediksi
  22. Mudah cari tempat parkir
  23. Lahan parkir selalu gratis (kecuali di luar negeri)
  24. Mengurangi lahan kota untuk parkiran mobil/motor anda, sehingga kota lebih banyak tamannya.
  25. Kalau malas menggowes, anda masih bisa menuntun sepeda melewati trotoar.
  26. Mengurangi polusi udara
  27. Hemat energi, karena tidak menggunakan bahan bakar, oli transmisi, freon
  28. Mengurangi kebisingan, karena tidak punya knalpot
  29. Bisa istirahat dimana saja tanpa menyebabkan kemacetan
  30. Kalau ban kempes, bisa ditangani sendiri karena mudah membawa ban cadangan
  31. Belum pernah terjadi tabrakan sepeda yang menyebabkan kematian sepanjang sejarah dunia
  32. Bersepeda meningkatkan kepedulian antar sesama, senasib sepenanggungan
  33. Bersepeda dapat meningkatkan kesehatan jantung
  34. Bisa menurunkan berat badan yang berlebihan
  35. Meningkatkan nafsu makan bagi yang ingin gemuk
  36. Dapat meningkatkan produktivitas di tempat kerja
  37. Membuat para suami lebih cepat pulang dan sampai ke rumah (karena takut kemalaman di jalan)
  38. Membuat istri senang, karena tidak akan pernah diminta tolong mendorong sepeda seperti saat mendorong mobil jika mogok.
  39. Membuat anda tidur lebih nyenyak tanpa ngorok
  40. Tidak akan pernah berhubungan dengan kantor polisi karena tidak memerlukan SIM
  41. Kalau pindah rumah, sepeda mudah digotong
  42. Sepeda dapat dibawa saat anda ingin bertamasya
  43. Sepeda mampu jalan di lingkungan apa saja; jalan aspal, tanah, berbatu, bahkan menaiki tanjakan gunung.
  44. Sepeda anda juga dapat dikendarai anak atau istri dengan mudah, tidak seperti mobil atau sepeda motor anda..
  45. Sepeda dapat anda bawa ke dalam taman, atau pusat rekreasi
  46. Sepeda membuat anda lebih keren, karena aneka asesorisnya sangat menarik
  47. Bersepeda lebih menggembirakan.
sumber : harunhdr.multiply.com/

Bike2Work, Kegilaan yang Dianjurkan

Tahukah Anda kalau bersepeda bisa membuat orang jadi gila? Dan apakah Anda percaya kalau di sisi lain kegilaan justru dapat dicegah dengan bersepeda? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata gila dapat berarti: 1. sakit ingatan; sakit jiwa. 2. tidak biasa; tidak sebagaimana mestinya. 3. kata seru dalam percakapan yang bisa berarti ‘kagum’. 4. menyukai, mencintai atau menggemari sesuatu. 5. tidak masuk akal. Walaupun memiliki beragam makna, namun semuanya berada pada wilayah semantik yang sama, atau dalam istilah linguistik disebut polisemi.

Lalu, semantik apa yang mengikat kelima makna kata gila itu sehingga ia disebut polisemi? Di sini Anda mungkin tidak akan menemukan penjelasannya secara teoretis kebahasaan. Namun, uraian saya ini mungkin akan membuat Anda mengerti apa esensi sederhana dari kata gila, bagaimana menyikapi kegilaan, dan kegilaan apa yang dianjurkan.

*****

Pagi di pertengahan Oktober 2005 lalu, sebuah tayangan entertainment di salah satu TV swasta mengulas tentang suatu komunitas pekerja bersepeda yang selalu menggunakan sepeda ke tempat kerjanya. Sebuah aktivitas yang tak lazim dilakukan mayoritas masyarakat di Ibukota, yang kebanyakan lebih memilih menggunakan bus atau kendaraan bermotor lainnya. Spontan, saya pun berkomentar, “Gila!”. Kini, komentar itu telah berbalik tertuju kepada saya. Hampir semua rekan kerja saya berseru, “Dasar gila”, karena saya pergi bekerja dengan menggenjot sepeda dari rumah di kawasan Cipayung, Jakarta Timur menuju Kuningan, Jakarta Selatan sejak November 2005 lalu hingga sekarang. Benarkah saya sudah gila? Bisa jadi. Menurut kabar di sebuah situs berita, kini semakin banyak orang gila berkeliaran di jalan karena stres pascakenaikan harga BBM. Faktanya, selama ini saya pun stres dengan situasi kemacetan lalulintas Ibukota dan polusi udara yang semakin parah. Kendaraan bermotor setiap hari kian bertambah justru seiring meroketnya harga BBM. Ironis! Namun ternyata komunitas pekerja bersepeda, Bike to Work (B2W) Indonesia menawarkan alternatif jitu untuk mengekspresikan kegilaan tersebut. Mereka mensosialisasikan penggunaan sepeda sebagai alat transportasi alternatif sehari-hari untuk ke tempat kerja maupun aktivitas lainnya.

Jika menilik makna kata gila yang berarti ‘tidak biasa’, maka dapat dibenarkan kalau B2W adalah suatu bentuk kegilaan tersendiri. Bagaimana tidak, saat ini siapa yang mau bersepeda di tengah-tengah lalulintas Ibukota yang semrawut? Siapapun mungkin akan ngeri menggenjot sepeda di antara kendaraan bermotor yang berseliweran sak enak udele dewe. Untuk bersepeda di Jakarta mungkin dibutuhkan kesiapan bertarung dengan pengendara bermesin demi memperebutkan space walau setengah meter saja. Beradu sikut dengan pesepeda motor bahkan diseruduk moncong bus, seolah telah ditakdirkan sebagai risiko yang harus di hadapi para ksatria “kendaraan berotot” ini. Ya, kata orang Ibukota memang kejam, begitupun lalulintas jalan rayanya.

Tetapi B2W justru ingin melawan image yang telah melekat kuat di sebagian besar masyarakat Ibukota. Predikat gila pada B2W tidak habis hanya sampai di situ. Kata gila juga dapat berarti ‘tidak masuk akal’. Dan faktanya, mayoritas orang menganggap aktivitas yang diusung B2W sebagai tindakan gila, nggak masuk akal. Seperti yang juga diserukan rekan kerja saya tadi. Ketika saya ikut menyuarakan beberapa moto yang diusung B2W, no pollution, less traffic, save gasoline, save money, mereka pun dengan apatis menimpali save your lung guys!

Bagi mereka, bersepeda di Jakarta untuk saat ini sangat tidak realistis. Jakarta sebagai kota berperingkat ketiga polusi udara di dunia, lalulintasnya sudah semrawut. Mereka nggak mau kalau paru-paru mereka ikutan jadi “semrawut” karena kebanyakan menghirup CO2. Tapi melalui aksi kampanyenya, B2W berusaha membalikkan opini masyarakat bahwa ternyata kegilaan itu justru sangat realistis. Pepatah Jerman mengatakan, “Sebuah sepeda jauh lebih baik daripada satu truk obat-obatan”. Artinya, Dengan bersepeda, kita tidak perlu obat-obatan lain untuk menjaga kesehatan kita. Banyak hasil riset membuktikan bahwa orang-orang yang mengendarai sepeda setiap hari, mengalami kemajuan tingkat kesehatan yang lebih baik daripada orang-orang yang biasa berkendaraan mobil atau kereta. Bahkan, ada salah satu anggota B2W yang masih tampak bugar di usianya yang hampir kepala lima karena kegilaannya itu.

Bukti riset dan pengalaman seperti itu kerap disosialisasikan para anggota B2W ke masyarakat baik secara langsung maupun lewat forum di milis B2W. Soal polusi udara yang justru mengancam paru-paru? Nggak usah cemas. Toh B2W tidak asal menyuruh orang-orang bersepeda di Jakarata begitu saja. Ada persiapan yang harus dipenuhi untuk bersepeda di Ibukota. Di antaranya, wajib hukumnya memakai masker agar paru-paru kita terlindung dari udara yang tidak sehat. Justru dengan banyaknya orang bersepeda akan menghemat konsumsi BBM, sehingga mengurangi polusi udara di kota-kota besar seperti Jakarta. Jadi, ini kegilaan yang masuk akal dan realistis bukan! Hanya sampai di situkah kegilaan B2W? Tampaknya tidak. Karena kata gila masih menyimpan asosiasi makna yang lain, yaitu ‘menyukai’, ‘mencintai’, atau ‘menggemari’ (sesuatu). Menggiring masyarakat agar mau memilih sepeda sebagai transportasi alternatif, memang tidak mudah. Perlu ada kesadaran yang ditanamkan terlebih dahulu dalam diri mereka bahwa bersepeda itu ternyata menyenangkan. Ketika seseorang telah merasakan senang bersepeda, maka ia pun berpotensi jadi gila dalam arti menjadi menyukai, menggemari, atau bahkan mencintai aktivitas bersepeda. Rasa senang itu sendiri bisa timbul dari beberapa faktor, di antaranya faktor kenyamanan. Dan berbicara masalah kenyamanan bersepeda, dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, kenyamanan yang ditimbulkan dari diri sendiri melalui sepeda yang digunakan, dan beberapa perlengkapan utama seperti helm, masker, sarung tangan, kacamata, atau jaket pelindung. Kedua, kenyamanan yang diciptakan dari luar, yaitu prasarana pendukung berupa bike lane atau jalur prioritas sepeda yang perlu ditopang fasilitas lain seperti tempat parkir khusus sepeda dan kamar mandi di perkantoran, mal, terminal, stasiun dan tempat-tempat umum lainnya, sebagaimana yang tergambar dalam misi B2W. Itu semua dapat tercapai apabila pemerintah, pengelola perkantoran, dan pengelola fasilitas umum, serta masyarakat, sama-sama berkomitmen untuk meraihnya.

Saat ini tercatat baru beberapa gedung perkantoran di Jakarta yang telah menyediakan fasilitas parkiran sepeda, salah satunya gedung Siemens di Jalan M.T. Haryono, Jakarta Selatan. Itu digagas atas inisiatif salah seorang karyawannya yang juga anggota B2W. Sementara untuk penyediaan bike line, nampaknya harus membutuhkan proses panjang karena terkait dengan pembangunan infrastruktur besar yang terencana dengan perhitungan matang. Misalnya, perlu memperhitungkan berapa banyak orang yang menggunakan sepeda di Jakarta, sehingga pembangunan bike line tidak mubazir. Karena tidak mungkin pemerintah mau membuat bike line jika jumlah pengguna sepeda hanya sedikit. Tampak dilematik memang, karena di sisi lain adanya bike line justru juga dapat mendorong masyarakat untuk mau bersepeda. Tetapi B2W tidak larut dalam dilema itu. Misi perealisasian bike line terus disuarakan dan B2W pun kian gencar mengajak banyak orang untuk bersepeda. Sampai saat ini anggota komunitas B2W yang tergabung di milis b2w-indonesia@yahoogroups.com per 2 Agustus 2006, berjumlah 567 orang.

Sekedar asumsi, jika jumlah minimum pengguna sepeda di Jakarta yang dipersyaratkan harus sebanyak 300 ribuan untuk realisasi bike line, maka jumlah tersebut baru dapat tercapai selama 10 tahun lebih. Itu pun jika setiap anggotanya berhasil “meracuni” kegilaan ini kepada satu orang saja setiap minggunya. Tapi perlu dicatat, di luar anggota yang terdaftar itu, masih ada lebih dari dua ribuan pesepeda yang berseliweran di jalan-jalan Ibukota. Jadi, bukan mustahil jika angka yang dipersyaratkan itu dapat terwujud kurang dari dua tahun. Maka tak heran jika hingga saat ini B2W ─yang dideklarasikan pada 27 Agustus 2005 lalu─ tetap gencar dan serius menjalankan visi dan misinya itu. Hampir setiap minggu aksi B2W, baik secara individu maupun masal selalu terlihat lewat kampanye di jalan-jalan Ibukota seperti di Bunderan HI. Selain melalui flayer, penyebaran informasinya pun kini mulai diperluas melalui kerjasama dengan berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik. Dan, di penghujung Agustus lalu, B2W genap setahun menularkan kegilaannya. Dengan tema 2006-nya, “Cegah Polusi, Hemat BBM, Kurangi Macet, Sehat dan Bugar Beraktifitas”, B2W mungkin akan menjadi virus baru yang akan menjangkiti masyarakat Ibukota. Maka lagi-lagi akan banyak orang yang berseru “Gila!”. Namun kegilaan kali ini tertuju pada bentuk semantik berupa seruan yang menggambarkan ungkapan ‘kagum’.

Terbukti telah banyak respon positif masyarakat terhadap gerakan ini. Tak jarang rasa salut walau sekadar acungan jempol diberikan sebagai bentuk apresiasi mereka. Seperti yang pernah dialami salah satu anggota B2W yang suatu ketika dipepet sebuah mobil, yang ternyata si pengendara hanya mau menyampaikan rasa salutnya. Jadi, terjawab sudah semantik yang mengikat makna kata gila. Tanpa sebuah penjabaran teori linguistik, Anda dapat melihat satu wilayah semantik yang merangkul seluruh makna kata gila dalam sebuah nama Bike to Work

*****

Tapi ternyata uraian ini belum habis karena kegilaan ini masih menyimpan sebuah tanya. Bagaimana dengan masalah kepraktisan? Tak dipungkiri pastinya orang akan menganggap kalau bersepeda ke tempat kerja pasti repot. Badan berkeringat, sehingga harus mandi dan mau tak mau harus membawa pakaian ganti. Kalau soal itu nanti dulu, karena yang tepenting adalah apakah Anda telah siap menerima kegilaan yang ditawarkan B2W? Sebaiknya sih Anda menjawab “iya” karena ini adalah kegilaan yang sangat dianjurkan. Maka ketika Anda siap untuk mejadi gila, tanpa di sadari nantinya Anda akan benar-benar gila sehingga tak lagi memikirkan repotnya berkeringat, mandi, dan membawa pakaian ganti. Hingga pada suatu saat rekan-rekan kerja Anda yang akan menyadarkan Anda dengan seruan “Dasar gila!”. Tapi jangan khawatir, niscaya Anda tetap akan mempertahankan kegilaan yang akhirnya telah Anda sadari.

Jakarta, 24 Juli 2006
*Muhammad Arief Rahman Penulis adalah anggota komunitas Bike2Work

ISLAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

Sebagai muslim kita seharusnya memahami landasan-landasan dari pelestarian lingkungan hidup. Karena pelestarian lingkungan hidup tak tak terlepas dari manusia sebagai khalifah di bumi ini.

Kini kita memasuki puncak musim penghujan. Hujan sesungguhnya diciptakan Allah swt. untuk membawa keberkahan dimuka bumi. Hujan membawa kesuburan tanaman di bumi ini, membawa musim perkembangbiakan bermacam jenis ikan, dan keberkahan lain yang ditimbulkan dari penciptaan hujan itu sendiri. Namun kini hujan dibumi ini, khususnya di negeri kita justru membawa berbagai bencana bagi manusia di muka bumi. Banjir di mana-di mana, tanah longsor di berbagai tempat, dan bermacam bencana yang muncul pada saat musim penghujan itu tiba. Mengapa, karena semua itu adalah akibat dari ulah manusia, yang tidak memahami makna dari penciptaaan manusia, langit dan bumi.
Manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi ini untuk mengatur kehidupan lingkungan hidup yang baik dan tertata, namun sebalik justru saat ini manusia telah membuat kerusakan di muka bumi. Lingkungan hidup yang seharusnya membawa keberkahan bagi manusia, kini malah menjadi bencana bagi manusia itu sendiri.

Oleh karena itu, sebagai muslim kita seharusnya memahami landasan-landasan dari pelestarian lingkungan hidup. Pelestarian lingkungan hidup tak tak terlepas
dari manusia sebagai khalifah di bumi ini. Landasan itu menurut Al Qur’an dan hadits antara lain :

1. Allah pencipta langit dan bumi (Alam semesta)

Allah menciptakan alam semesta ini dan hanya Dialah sumber pengetahuannya.. Islam adalah Diin yang Syaamil (integral), Kaamil(Sempurna) dan Mutakaamil (Menyempurnakan semua sistem yang lain), karena ia adalah sistem hidup yang diturunkan oleh Allah yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Maha Bijaksana. ”Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu dan Aku cukupkan atasmu nimatku, dan Aku ridhai Islam sebagai aturan hidupmu” (QS 5:3). Dan demikian sempurnanya Allah mengatur sehingga aturan itu juga mencakup hubungan manusia sebagai khalifah dengan alam dan lingkungan hidupnya.

2. Manusia sebagai khalifah di bumi ini

Pelestarian alam dan lingkungan hidup tak terlepas dari peran manusia sebagai khalifah di muka bumi . Sebagaimana disebutkan dalam QS Al Baqarah : 30 “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Arti khalifah di sini adalah manusia diberi kedudukan oleh Allah untuk mengelola suatu wilayah. Ia berkewajiban untuk menciptakan suatu masyarakat yang hubungan dengan Allah itu baik, kehidupan masyarakatnya harmonis, agama, akal dan budayanya terpelihara. Dan bertugas memelihara, menjaga pelestarian alam dan lingkungan hidup.

3. Pengakuan akan keesaan Allah

Manusia mengakui keesaan Allah dalam penciptaan alam semesta ini. Pengakuan inilah yang merupakan kunci memahami masalah lingkungan hidup. “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Allah yang menciptakan langit dan Bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan” (Al An’aam 79).

4. Memahami Allah yang Maha mengatur kehidupan alam semesta

Keteraturan yang ditata dengan baik dan sempurna adalah karena Allah yang telah mengatur kehidupan dan segala di alam semesta ini. Surat yang ada dalam Al-An’aam disebutkan ” Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan membuat gelap dan terang”.

5 Memahami maksud dan tujuan penciptaan alam semesta

Alam semesta ini diciptakan agar manusia dapat berusaha dan beramal sehingga tampak di antara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Allah. “ Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,…Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya “ (Surat Hud:7).

6. Kewajiban manusia untuk tunduk kepada Allah

Diwajibkan kepada manusia untuk tunduk kepada Allah yang Maha Memelihara alam semesta ini. Dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah Allah ciptakan di dalam kitab suci Al Qur’an bagaimana seharusnya manusia memelihara alam semesta ini. ” Dialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala ssuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu ”

7. Kewajiban manusia untuk melestarikan alam semesta

Manusia sebagai khalifah di muka bumi, memiliki kewajiban mestarikan alam semesta dan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya. Agar hidup di dunia menjadi makmur sejahtera penuh keberkahan dan menjadi bekal di hari akhir kelak.
“ Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada Nya….” (Al A’raaf 56)

8. Memahami tugas menjaga keseimbangan lingkungan hidup

Menjadi tugas bagi manusia sebagai khalifah di bumi ini untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup untuk kesejahteraan hidup manusia di bumi ini :” Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala seuatu menurut ukuran “ (AL Hijr 19)

9. Pemahaman mengenai siklus Hidrologi

Proses perubahan diciptakan untuk memelihara keberlanjutan (sustainability) bumi. Proses ini dikenal sebagai siklus hidrologi, mencakup proses evaporasi, kondensasi, hujan dan aliran air ke sungai/danau/laut, Dalam surat Ar-Ruum :48 dijelaskan ”Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki Nya, dan menjadikannya bergumpal gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba Nya yang dikehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (Ar-Ruum:48)

10. Kebersihan rohani dan jasmani

Manusia sebagai khalifah, sudah tentu harus bersih rohani dan jasmaninya. Kebersihan jasmani adalah bagian integral daripada kebersihan rohani. “Sesungguhnya Allah senang kepada orang-orang yang bertaubat, dan senang kepada orang yang membersihkan diri” (Al-Baqarah 222).”…dan bersihkanlah pakaianmu serta tinggalkan segala perbuatan dosa” (Al-Mudatsir 4-5).

Karena hanya orang-orang yang bersih secara rohani dan jasmani yang mampu memelihara semesta alam sebagai khalifah di bumi ini.

Sementara orang-orang yang penuh dengan dosa dan pikiran, dan perbuatan kotor yang hidupnya hanya merusak dan mengotori lingkungan hidup ini, maka mengakibatkan kerusakan di muka bumi. Orang-orang seperti inilah yang tidak memahami landasan-landasan penciptaan langit dan bumi (alam semesta ini ). Namun bagi kaum muslimin yang selalu berpegang pada Al Qur’an dan Hadits Rasulullah dan terus membaca, belajar, dan mengerti isi perintah-perintah Allah ini akan memahami dan memenuhi perintah Allah yang menciptakan manusian ini sebagai khalifah di muka bumi untuk beribadah kepada Allah.
sumber : majalahnh.com

Teknologi Hijau : Semua Pihak Perlu Berperanan

Apakah itu teknologi hijau? Sehingga kini didapati bahawa tahap kesedaran masyarakat terhadap teknologi hijau masih belum mencapai tahap yang memuaskan. Buktinya masih banyak kilang-kilang yang mengeluarkan asap hitam yang membahayakan, penggunaan bahan baker kenderaan bermotor yang begitu membimbangkan, alam semulajadi yang semakin banyak dimusnahkan, sungai-sungai yang kotor dan pelepasan karbon ke udara yang banyak. Oleh itu, kempen berterusan untuk meningkatkan kesedaran umum tentang teknologi hijau dan pengurusan sumber tenaga secara berkesan terus dijalankan termasuk melalui artikel ini.

Teknologi hijau adalah aplikasi sains alam sekitar untuk memulihara sumber dan alam semulajadi bagi menangani impak negatif akitiviti manusia. Teknologi hijau adalah teknologi rendah karbon dan lebih mesra alam berbanding dengan teknologi sedia ada. Apabila kita menggunakan teknologi hijau, kita menggunakan sumber-sumber seperti tenaga, air, dan sebagainya secara minimum untuk menghasilkan sesuatu produk. Produk itu akan selamat digunakan dan menyediakan persekitaran sihat dan lebih baik untuk semua hidupan. Ia juga menjimatkan tenaga dan sumber asli serta menggalakkan sumber-sumber yang boleh diperbaharui. Objektifnya termasuklah mengurangkan kadar penggunaan tenaga dalam masa yang sama meningkatkan pembangunan ekonomi. Selain itu, teknologi hijau memastikan pembangunan mapan dan memulihara alam sekitar untuk generasi akan datang serta meningkatkan pendidikan dan kesedaran awam terhadap teknologi hijau dan meluas teknologi hijau. Teknologi hijau juga mampu mengurangkan pelepasan gas karbon ke udara yang menyebabkan fenomena perubahan cuaca dunia.

Antara kesan-kesan fenomena perubahan cuaca dunia yang kita rasai ialah cuaca yang melampaui seperti keadaan cuaca panas yang sedang kita hadapi pada masa ini. Dasar Teknologi Hijau Negara yang dilancarkan itu berasaskan kepada empat tonggak iaitu tenaga, alam sekitar, ekonomi dan sosial. Dari aspek tenaga, teknolgi hijau akan mencari kaedah untuk mengurangkan penggunaan tenaga dan pada masa yang sama mempromosikan kecekapan guna tenaga. Dari aspek alam sekitar, kesan kepada alam sekitar dapat diminimumkan dan dipelihara. Dari aspek ekonomi, teknologi hijau meningkatkan pembangunan ekonomi Negara. Dari segi sosial pula, kualiti hidup rakyat dapat dipertingkatkan. Pembaca sekalian boleh mendapat maklumat yang selanjutnya dengan melayari laman web http://www.kettha.gov.my/bm/index.asp.

“Bumi tidak lagi mampu menanggung beban penggunaan kurang mapan dan pembaziran dilakukan manusia,” kata Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Razak ketika menyampaikan ucaptama sesi pembukaan di Abu Dhabi pada 18 Januari tahun ini. Tenaga berperanan penting dalam semua aktiviti. Sumber tenaga Malaysia dibahagikan kepada 2 jenis iaitu sumber tenaga konvensional(tidak boleh diperbaharui) dan tidak konvensional(boleh diperbaharui). Sumber tenaga konvensional yang terbesar di Malaysia adalah petroleum dan jenis sumber ini akan semakin berkurangan serta habis jika digunakan secara berterusan. Contoh sumber tenaga bukan konvensional yang tidak terhad diguankan ialah biojisim dan solar.

Ketika Revolusi Perindustrian yang bermula di Britain sejak abad ke-18 hinggalah ke hari ini, tenaga yang menggerakkan pembangunan dan pertumbuhan dunia ialah bahan api fosil yang terdiri daripada minyak, gas dan arang yang merupakan sumber tenaga konvensional. Bahan api fosil banyak membantu dalam pembangunan tetapi ramai orang tidak sedar dampak penggunaan bahan fosil terhadap bumi ini. Penggunaan bahan bakar fosil yang semakin meningkat telah berperanan besar dalam fenomena pemanasan global dengan melepaskan karbon dioksida(CO2) ke udara bebas dan seterusnya mempengaruhi perubahan iklim dunia. Untuk mengurangakn bilangan manusia yang hanya memikirkan keuntungannya tanpa melindungi bumi, pemimpin dunia telah memperkenalkan pemakaian tenaga alternatif yang menggantikan bahan bakar fosil yang membahayakan.

Terdapat pelbagai bahan boleh dijadikan alternatif bagi mengurangkan penggunaan bahan bakar fosil seperti tenaga solar(matahari), tenaga air, tenaga angin, hidrogen, dan biojisim kelapa sawit. Malaysia merupakan Negara yang beriklim panas dan lembap sepanjang tahun. Kita boleh memanfaatkan cahaya matahari pada waktu siang sebagai seumber tenaga untuk menggantikan tenaga elektrik. Walaupun kos untuk sistem solar tinggi dan sesetengah kawasan tidak mendapat matahari untuk jangka masa panjang kerana keadaan cuaca tidak menentu, tetapi kebaikannya tidak boleh diabaikan juga. Tenaga matahari dapat mengurangkan pencemaran udara dan kesan rumah kaca serta tenaganya boleh disimpan untuk penggunaan eletrik pada waktu malam. Tenaga ini boleh dimanfaatkan untuk tiang lampu yang banyak di Malaysia.

Tenaga hidro berasal daripada air yang mengalir mengandungi tenaga yang boleh diubah menjadi tenaga elektrik. Tenaga hidro menampung keperluan pertanian. Tanah Malaysia yang kaya dengan flora dan fauna telah menjadikan Negara kita sebagai kawasan yang mempunyai bekalan air yang berterusan. Hampir 90% daripada sumber tenaga yang diperbahrui datang daripada kuasa hidro. Empangan telah digunakan sebagai sebuah stesen janakuasa hidro untuk menakung air sungai. Kebihan tenaga ini termasuklah tenaga ini adalah percuma. Air juga dapat disimpan di dalam empangan dan sedia digunakan pada masa yang diperlukan serta tidak ada sisa buangan yang menyumbang kepada pencemaran. Tenaga ini juga lebih diyakini berbanding dengan tenaga angin, matahari dan gelombang.

Hidrogen juga merupakan bahan penggantian untuk bahan bakar fosil. Hidrogen boleh digunakan sebagai sejenis bahan api yang menggerakkan kenderaan.Hidrogen dibakar dalam enjin melalui kaedah yang serupa dengan kereta petrol tradisional. Dalam penukaran sel bahan api, hydrogen bertindak balas dengan oksigen untuk menghasilkan air dan elektrik untuk menjana motor tarikan eletrik. Kenderaan yang menggunakan hidrogen sebagai nahan bakar dapat mengurangkan penggunaan gas rumah tanaman dan perosak lapisan ozon. Tetapi untuk mendapatkan bahan ini adalah sukar kerana hidrogen diperoleh melalui kaedah termokimia yang menggunakan gas asli, arang, gas petroleum cecair, biojisim, melalui proses termolisis atau dihasilkan dari air melalui elektrolisis. Oleh itu, hidrogen dikenali sebagai kaedah yang paling kurang cekap dan paling mahal untuk mengurangkan gas rumah hijau.

Biofuel juga merupakan bahan bakar alternatif untuk bahan bakar fosil yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau limbah industry, komersial, domestik, atau pertanian. Ada tiga cara untuk menghasilkan boifuel iaitu limbah organik kering(buangan rumah tangga), fermentasi limbah basah(kotoran haiwan) atau fermentasi tebu atau jagung dan tenaga dari hutan. Biofuel menghasilkan karbon dioksida yang jauh lebih sedikit daripada bahan bakar fosil yang mencemarkan udara. Biofuel dapat terurai dan sumber bahan buatan biofuel adalah terjamin serta mampu mengelakkan daripada rumah kaca.

Secara kesimpulannya, satu sistem pengurusan sumber yang berkesan perlu dilaksanakan bagi menjamin bekalan dan penggunaan yang berterusan bagi kegunaan manusia pada masa depan. Untuk mengelak daripada bumi kita dilanda pemanasan global, pemakaian tenaga alternatif adalah amat digalakkan. Saya percaya bahawa teknologi hijau akan dapat banyak membantu dalam memuliharakan alam sekitar kita. Sama-samalah kita menghayati budaya Teknologi Hijau dan menjayakan program teknologi hijau. Cegah sebelum bumi kita padah.

sumber : majalahsains.com