Tampilkan postingan dengan label Travelling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Travelling. Tampilkan semua postingan

Selasa, 30 Maret 2010

CATATAN PERJALANAN LINTAS TIMUR SUMATRA 2009

Perjalanan ini adalah mudik lebaran pertama sejak pindah ke Medan di akhir 2007. Kami sudah agendakan selama tinggal di Medan harus pernah mudik lewat darat. Kayaknya kurang afdhol kalau nggak punya bahan cerita tentang kondisi jalur Sumatra. Jauh sebelum keberangkatan, saya kumpulkan informasi jalur mudik lewat internet. Jalur lintas Sumatra saya dapatkan dari Ir.Mulyadi pegawai Pusri Palembang, semoga Allah mengkaruniakan pahala ilmu yang bermanfaat. Setelah berbagi obrolan, akhirnya dapat 3 peserta. Sebenarnya ada 5 Cuma yang dua berangkat esokan harinya. Rombongan kami terdiri dari Kijang LGX, APV Arena dan Nissan X-trail.

12 September 2009
Kami berangkat dari rumah pukul 04.30 dan kumpul di Masjid PTPN Tanjung Morawa untuk sholat subuh. Makan sahur hanya sekedarnya saja karena dalam perjalanan nanti kami akan batalkan puasa. Jalanan masih sepi hingga Tebing Tinggi, mendung juga menyertai perjalanan kami hingga Kisaran. Jalanan relatif mulus karena hot mix baru, hanya beberapa titik yang masih jelek. Perjalanan tersendat di Rantau Prapat – Aek Nabara karena ada evakuasi truk yang masuk parit. Pukul 14 kami sudah sampai Bagan Batu, awal provinsi Riau. Kami berhenti di masjid untuk sholat dhuhur dan asar jamak qasar. Setelah itu kami menikmati sejenak perbekalan dari rumah. Perjalanan dilanjutkan kembali, lagi-lagi kami tersendat di daerah Bangko karena jalan masih jelek, sebagian masih dalam proses perbaikan. Sampai daerah Duri jalanan sudah mulus, para karyawan perminyakan lagi bubaran kerja, jalanan ramai. Yang khas di daerah ini adalah banyaknya mobil Mitsubishi Strada, Ford Ranger dan yang sejenis untuk mobil operasional perminyakan dan kebun sawit. Menuju Minas kami banyak menyalip truk pengangkut kayu. Bagai Kancil balapan dengan Keong, walaupun sudah menyalip tetap saja ketemu dengan truk pengangkut kayu di depan. Kami sampai di Pekanbaru pukul 21 dan menginap di Hotel Anom jl Gatot Subroto 1-3. Kami dapat kamar deluxe dengan tarif Rp.165 ribu, kalau yang standard Rp.150 ribu.

13 September 2009
Sambil menunggu teman yang berangkat dari Perawang, saya jalan-jalan di sekitar hotel. Kesan saya tentang kota Pekanbaru jauh lebih bersih dari pada Medan, jalanan dan trotoarnya lebar. Pukul 06.30 perjalanan kami lanjutkan dengan target kota Palembang. Tidak lama dari Kota Pekanbaru kami sudah masuk kebun sawit, sebelum masuk kota Pangkalan Kerinci kami belok kanan, tepatnya di pom bensin depan gerbang kabupaten Pelalawan. Ini adalah kawasan baru tempat kantor DPRD dan Bupati Pelalawan. Jalanan menuju Jambi relatif mulus, yang perlu diperhatikan adalah BBM. Ada 2 pom yang kami lewati premiumnya habis, jadi usahakan isi bensin di daerah Pematang Reba. Jalur Seberida – Jambi adalah jalur yang mengasyikkan. Jalurnya mulus berkelok bergelombang dan sepi. Di koloni kami ada sekitar 10 mobil berkonvoi. Koloni ini diuji ketika ketemu dengan koloni truk. Masing-masing harus bisa menyusup dan menyalip semua truk. Agak lama koloni mobil kami terpisah, tapi akhirnya ngumpul lagi. Demikian terjadi hingga berkali kali karena jarak sampai ketemu kota hampir seratusan km. Kami sampai Jambi 15.30, sambil menunggu teman kami yang ganti oli, saya sempatkan makan nasi bungkus sekedarnya saja biar nggak kekenyangan, bahaya ngantuk. Jambi - Palembang tak kalah seru dengan Riau – Jambi. Lawan kami tak hanya truk tapi juga bis. Jalan sinusoidal sangat berbahya, bukan hanya ketika menyalib, tapi juga khawatir lawan arah ada yang menyalib, sehingga kita terkejut ada mobil muncul di balik puncak sinusoidal di hadapan kita. Ternyata benar, anggota rombongan kami (X-Trail) tertinggal jauh dibelakang. Kami sampai di Palembang pukul 21, sebelum masuk ke hotel, kami sempatkan mampir ke Pempek Pak Raden depan Polda. Kami menginap di Hotel Shofa Marwah sampingnya Horison. Tarif kamar standard Rp.180 ribu, sementara superior Rp.220 ribu.

14 September 2009
Pagi-pagi kami kedatangan teman yang berkunjung ke Hotel, setelah kemas-kemas, kami berangkat pukul 06.30 dengan melintasi jembatan Ampera terlebih dahulu untuk berfoto-foto. Selepas Palembang sampai Sungai Pinang jalanan betul – betul menjemukan, jalanan sempit, ramai, banyak bis dan truk sehingga susah untuk menyalip. Selepas itu masuk ke kawasan kebun karet, jalanan sepi, kami bisa tancap gas dan berkejaran dengan koloni truk kosong. Ujian berikutnya ketika masuk jalan alternatif sebelum masuk Menggala. Bagai jalan tol yang lurus yang sepi kami pacu kendaraan hingga 100 km/jam sepanjang 100-an km. Kami bertiga terserang ngantuk, sehingga kami istirahat di Masjid Islamic Center Lampung Timur. Masjidnya besar dan luas bagai masjid MAS di Surabaya. Perjalanan dilanjutkan dengan gantian sopir para istri. Jalanan mulai ada yang rusak. Gara gara jalan rusak, kami sempat keblasuk pada persimpangan jalan. Seharusnya belok kanan, karena jalan yang ke kanan rusak, sementara yang lurus mulus, maka cenderung ke yang lurus. Beruntung ada orang yang memberi tahu sehingga kami mundur dan berbelok ke arah kanan. Tak berapa lama, jalanan mulus kembali dengan hot mix baru. Kami sampai di Bakauheni pukul 16.30. Sebelum masuk pelabuhan kami sempatkan beli jajanan di depan pom bensin. Tarif penyebrangan feri Rp.198 ribu permobil include penumpang. Antrian tidak terlalu panjang, Cuma untuk memenuhi feri dengan mobil, bis dan truk perlu sekitar setengah jam. Pukul 17.30 feri berangkat, kami lewati perjalanan dengan berfoto saat sun set. Selepas pelabuhan saya langsung menuju hotel. Dua teman saya langsung meneruskan perjalanan ke Bandung, karena perjalanan saya masih jauh, saya menginap dulu di hotel Merpati Merak. Jenis kamarnya sama, cuma dibedakan menghadap ke laut atau ke halaman depan. Yang menghadap laut Rp.300 ribu, sementara yang menghadap halaman depan Rp.250 ribu. Saya mengambil yang Rp.250 ribu, toh malam-malam apa yang mau dilihat.

15 September 2009
Fasilitas hotel Merpati lumayan baik, hanya sayu kelemahannya yaitu banyak nyamuk. Di sini kami ketemu dengan kru TV 1 dan Metro TV yang sedang meliput Mudik Lebaran di Pelabuhan Merak. Setelah sholat subuh, saya bersih-bersih kaca mobil dan mengambil gambar di tepi pantai. Perjalanan kembali kami lanjutkan dengan memasuki tol Merak – Cikampek. Sesampai di kawasan Karang Tengah, kemacetan sudah menghadang berlanjut sampai Tomang. Di sini kami tersesat, seharusnya masuk gerbang tol Tomang, kami malah keluar dari jalur tol. Beruntung saya sudah hafal daerah sini, saya kemudian memutar lewat samping Telkom Datel Jakbar untuk menuju gerbang Tol Slipi. Dari Slipi hingga Cikampek lalu lintas rame lancar. Di km 40 kami singgah di rest area, di situ ada KFC, mini market, restoran, pom bensin dan masjid yang indah dengan kolam koi yang menawan. Keluar dari Tol Cikampek disambut dengan layanan simpatik para petugas dari kepolisian dan perhubungan, betul-betul sambutan yang menyenangkan bagi para pemudik. Di daerah Indramayu kami mapir di Masjid Ponpes Darussalam untuk sholat, tadinya sekalian pijat gratis di posko Telkom, sayang alatnya belum siap, baru buka hari itu soalnya. Kondisi jalan Pantura mulus dengan hotmix baru dan 4 lajur. Kondisi lalu lintas rame lancar, sampai ke tempat tujuan, Kudus.

Perjalanan Balik
Kami mulai meninggalkan kota Kudus pada tanggal 26 September 2009 dengan tujuan Bandung. Besoknya kami jalan-jalan ke Tangkuban Perahu dan dalam kota Bandung. Tanggal 28 kami lanjutkan ke Jakarta singgah ke rumah saudara, dan malamnya jam 20.00 kami menuju merak. Teman kami terpaksa tidak bisa melanjutkan perjalanan karena ada kerusakan rem, dan menginap untuk perbaikan esok harinya. Kami melanjutkan perjalanan sendiri. Pukul 23.00 kami sampai di Merak, sambil menunggu penyebrangan kami manfaatkan untuk tidur. Acara tidur masih kami lanjutkan di POM Bakauheni hingga pukul 04.00, dan perjalanan kami lanjutkan dengan target Jambi. Pukul 19.00 kami sudah sampai di Jambi dan menginap di Hotel Perdana. Esoknya kami melanjutkan perjalanan dengan target Duri. Perjalanan relatif lancar dan sepi, pukul 19.00 kami sudah sampai Duri. Setelah makan malam, kami masuk ke Hotel Azira di jalan Raya Duri. Di Duri kami mendengar kabar telah terjadi gempa di Padang yang terasa sampai Jambi yang barusan kami tinggalkan. Esoknya kami melanjutkan etape terakhir dengan finish di Medan. Alhamdulillah kami sampai di Medan dengan selamat pada pukul 20.00.